karena setiap orang memiliki ruang dalam hati

karena setiap orang memiliki ruang dalam hati...

Rabu, 20 April 2011

Lelaki Kiriman-NYA

Suatu hari yang lalu, pekerjaan di kantorku lagi ringan-ringannya... tetapi kepalaku lagi sedang buntu-buntunya.. karena pernikahan yang akan kujelang sesaat lagi... yaah, hal itu membuatku sedikit 'pusing'
ditengah kepusinganku, Bu Manager'ku memanggil...
aku pikir ada apa... jangan-jangan tambahan pekerjaan.. padahal jam sudah menunjukkan pukul 5 teng, yang artinya "it's time to go home"!!
saat aku masuk, rupanya bu manager memanggil buat makan ubi goreng :) *senaaaang* hehehee
dan mungkin... karena Bu Managerku ini adalah Psikolog, beliau ternyata bisa membaca situasi kepalaku...
setelah konsultasi ini-itu, aku keluar dari ruangannya dengan tersenyum.
beberapa saat kemudian... aku menerima e-mail dari beliau...
 
Lelaki Kiriman-NYA

Barangkali takdir telah bicara
Dia datang dari langit buatmu
Dan pandangan matanya memang buatmu...
(Nyanyian Kasmaran - Ebiet G. Ade)

Dalam sebuah kegalauan, aku pernah memohon agar Allah memberiku jodoh lelaki yang bisa membawaku ke jalanNya, menjadi “sparing partner” dan bisa mengubah tabiatku yang keras kepala dan egois. Aku sempat lupa pada doaku ini. Namun setelah melewati perjalanan hidup dengan seorang lelaki kirimanNya, satu per satu benang doaku terurai dan terjawab. Aku baru memahami bahwa Allah benar-benar mengabulkan doaku yang satu ini.
****
Di awal pernikahan, tak ada yang mudah. Semua teori psikologi tentang hubungan antar manusia yang banyak aku pelajari selama kuliah, buyar. Tak ada yang bisa kuterapkan untuk diriku sendiri dan untuk hubunganku dengannya. Ego yang besar saling berperang ingin jadi pemenang. Aku tak mau mengalah. Banyak malam-malam yang aku habiskan dengan penyesalan, kegalauan dan ketakutan akan kesalahan mengambil keputusan untuk meniti hidup bergandengan dengannya. Kutakut genggaman itu akan mengendur, kemudian terlepas…


“Kalau kamu nggak niat masak, bilang… aku bisa makan di luar”
Ya, Ampun… kok begitu banget sih ngomongnya. Masakanku mungkin tidak enak, tapi aku sudah berusaha. Tapi kenapa harus bicara begitu?... Aku benar-benar kaget dibuatnya. Dan buntutnya aku pasti marah besar dan akan berakhir dengan punggung yang berbalik di peraduan.


 “Jangan terlalu cengeng. Tak perlu bilang kangen”,
Begitu katanya ketika aku mengungkap kerinduan padanya.
Saat itu dia harus meninggalkan aku untuk bertugas beberapa bulan di luar kota. Ampun deh... apa istri sendiri tidak boleh bilang kangen?... Aku marah-marah dan akhirnya pesawat telepon yang jadi sasaran. Kubanting tanpa ampun!


”Jangan bersuara keras padaku, aku suamimu!”
So what gitu loh? (menirukan istilah anak muda sekarang), kata Egoku waktu itu. Ini jamannya emansipasi. Apa aku tidak boleh punya pendapat? Apa aku tidak boleh mendebat?... Urat leherku seperti hampir putus meneriakkan protesku.


Jangan lupa sholat
”Sudah sholat belum?”
”Kapan kamu akan menutup auratmu?”
Ihhh... cerewet banget sih. Aku ini manusia dewasa yang tak perlu selalu disuruh untuk urusan yang satu itu. Itu urusanku dengan Allah, teriakku dalam hati. Nanti juga kalau suatu saat aku sudah siap, akan kututup auratku!

****

Dia memang tak pandai berkata-kata. Itulah kekurangannya. Dia berbicara apa adanya dan seringkali tanpa penjelasan panjang tentang maksud perkataannya. Mungkin karena asalnya dari nun jauh di Timur Indonesia, wataknya cenderung keras, blak-blakan dan apa adanya.
Awalnya aku selalu protes dengan sikapnya yang tidak bisa kuterima. Aku tidak bisa menghadapi sikap kerasnya. Kulawan dengan keras juga. Bisa dibayangkan bagaimana hasilnya kan?...

Tapi dalam pergulatan panjang dan perenungan, banyak hal yang kusadari dan akhirnya kumengerti darinya. Ketika egoku sudah mulai bisa kuatasi, teriakan-teriakan marahku berkurang, aku mulai bisa melihat dengan tenang dan jernih tentangnya. Dan aku mulai bisa ”mendengar” perkataannya dengan lebih jelas.

****

”Aku ingin kamu mau belajar masak, karena aku tidak suka makan di luar. Aku ingin kita lebih banyak menghabiskan waktu di rumah”
Oh... ternyata itu maksudnya.
Kalau bukan karena omongannya dulu, aku pasti tidak akan bisa masak sampai sekarang. Dulu, untuk membedakan kencur dan kunyit pun aku tak bisa. Aku memang tak suka memasak. Dulupun oleh Ibuku, aku tak boleh masuk dapur.
”Yang penting belajar dan jadi orang pintar”, begitu kata Ibuku.
Karena omongannya yang ”nyelekit” aku jadi benar-benar termotivasi dan berusaha untuk belajar masak (untung termotivasi ya? Coba kalau ngambek, nggak bakal masak deh seumur hidup...). Selama 3 bulan aku di-drill ibu mertua untuk belajar masak apa saja. Sekarang, setiap sabtu dan minggu, dia hanya ingin dimanja dengan masakan istrinya. Tak ingin yang lain lagi katanya, hehe... Untunglah. Coba kalau dia hobby kelayapan makan di luar seperti suami-suami lain, bisa bangkrut deh!

”Aku tidak ingin kamu cengeng dan tergantung sepenuhnya padaku. Kamu harus bisa belajar menjadi istri dan Ibu yang tegar, yang siap aku tinggal kapan saja”
Aku mengerti maksudnya, sangat mengerti. Dia ingin aku mandiri dan tegar mengarungi hidup dengannya, karena pekerjaan yang dijalaninya beresiko nyawanya. Dia ingin aku siap ditinggalkannya kapan saja. Ya Allah, saking besarnya Ego-ku, dulu aku tak pernah mampu mencerna maksudnya dengan baik.


”Kerinduan dan cinta tak perlu diumbar dengan kata-kata. Apa gunanya kata-kata kalau dalam hati tak ada?”
Dulu aku selalu menuntutnya untuk mengungkapkan cintanya padaku. Sekarang tidak lagi.
Buat apa kata-kata kalu ”hadija” alias ”HAnya DI bibir saJA”? Yang terpenting buatku sekarang, dia selalu ada di sisiku dan selalu memberikan yang terbaik untuk aku dan anakku. Apa yang dilakukannya untuk kami lebih penting daripada sekedar kata-kata.

”Dalam aturan agama kita, aku adalah pemimpin dalam rumah tangga. Kamu akan berdosa kalau membantahku dan akan mendapatkan balasan Surga kalau mematuhi suamimu”
Maafkan aku.
Pengetahuan agamaku yang tidak mendalam membuat aku lebih menjunjung kesetaraan gender yang lantang diteriakkan dari negeri Barat sana. Dulu, aku menganggap dengan mematuhimu akan merendahkan harga diriku. Namun aku paham sekarang, bahwa sebagai suami kedudukanmu memang lebih tinggi dariku. Dan balasan tertinggi dari Allah, Akhiratul Jannah, adalah bagi istri solehah yang patuh pada suaminya.


”Jangan berani meminta kepada Allah, kalau kamu belum menjalankan kewajiban sebagai umatNya”
Hhhh... selama ini, bagiku urusan dengan Tuhan adalah urusan pribadiku denganNya. Dan seringkali menjadi alat tawar-menawarku denganNya. Aku hanya sholat kalau sedang banyak masalah. Sujudku akan panjang kalau aku sedang ada keinginan. Sholat menjadi sekedar kewajiban untukku. Kebanyakan juga masih belang belonteng dan sering tidak tepat waktu.

****
Banyak hal yang kupelajari darinya dalam langkahku untuk memperbaiki diri. Tentang kehidupan, pengertian, jalan Tuhan, kebenaran, keyakinan... Memang aku akui, pada awalnya sangat berat menjalani hidupku dengannya. Berat karena aku tersandung oleh besarnya Egoku dan kegelapanku akan ajaranNya.

Aku tak meragukan lagi bahwa Allah telah menjawab doaku dengan mengirimkannya untukku. Tak terbayangkan apa jadinya aku kalau tak bertemu dengannya. Mungkin aku akan semakin jauh, jauh dan jauh dari jalanNya. Mungkin kualitas diri dan imanku tidak akan bertambah tanpa bimbingannya. Jawaban-jawaban yang kucari semua ada padanya. Sesungguhnya, dialah lelaki dalam doaku.

Ia tetap keras dan blak-blakan. Tak pernah berubah.
Itulah dia, kucintai dia komplit satu paket.
Karena dia adalah kirimanNya yang terindah...

Bukit Cengkeh 1 Juli 2005

Fauziah Zulfitri


***

:)

terkadang, sebagai manusia yang punya keterbatasan, kita tidak bisa melihat segala sesuatu secara keseluruhan...
kita mungkin hanya bisa meyakini bahwa Allah tidak pernah memberi sesuatu yang sia-sia pada hambaNYA...

Senin, 18 April 2011

hari yang menakjubkan

aku sebenarnya ngga jago nulis
aku dulu punya blog, tapi sudaahh lamaaaa skalii.. sampai2 lupa ini-itunya
daann aku mulai nulis lagi karenaaaaaaaaaaa...
kantorku ga punya akses ke situs2 jejaring sosial...

hari iniii... aku pengen nulis KARENAAAA
hari ini adalah hari yang sangat menakjubkan, buatku tentu saja..

hampir SEMUA ORANG sangat menjengkelkan!!!!!!!!!!!!!!